Tumblr Cursors | Tumblr Theme

Senin, 10 September 2012

Kini, Aku Lebih Suka Menulis

Kini, aku lebih suka menulis. Ya, itulah yang aku alami sekarang. Bukan karena tak suka menulis dalam hal pelajaran, melainkan menulis tulisan yang bermukim dihati untuk mengungkapkannya kepada khalayak.

Berawal semenjak aku duduk di bangku SMA kelas X. Waktu itu belajar Bahasa Indonesia membahas tentang CERPEN. Teruuuus guru Bahasa Indonesiaku (Ibu Elva Yunelti, S.Pd) memberi tugas rumah yaitu mengarang sendiri sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi. Nah, nggak tau kenapa malamnya aku semangat banget nulis cerpen yang tentu saja maunya berkisar tentang hal yang berbau percintaan.

Laptop loading ........... lalu buka halaman Microsoft Word 2007 waktu itu....
Karena aku pengennya cerpen yang berkisar tentang roman, lalu aku mengangkat kisah cintaku sendiri ke dalam cerita. Alhasil cerpen jadi namun belum selesai. Di dalam cerita terdapat 2 unsur yaitu nyata dan tidak nyata. Kenapa begitu ? Karena di dalam isi cerpen yang aku buat ada cerita yang waktu itu benar-benar  terjadi dan ada juga khayalannya. Biar lebih dramatis pasti ada cerita sedihnya. Haha emang benar kok cerita itu ada sedihnya bukan khayalan atau pun semaunya aku aja.

Pergi sekolah, aku coba untuk datang lebih awal dari hari kemarin supaya bisa nyalin cerpen ke buku sekaligus nambahin isi ceritanya karena masih belum siap. Nah, waktu itu kan cerpennya aku tulis di laptop jadiiii harus nungguin loadingnya yang lama. Haha nggak sabaran. Setelah waktu berjalan beberapa menit cerpen juga belum selesai ditulis. Mana pagi itu olahraga lagiii. Ahh, paling nggak suka. Tapi untungnya setiap jam pelajaran kami cuma di absen dan setelah itu kami bebas mau main apa aja. Pilihan aku yaaa ke kelas lanjutin cerpen. Banyak juga sih teman-teman yang cerpennya belum siap. Jadi kami kompakan nulis di dalam kelas. Ada salah satu teman aku yang komentar niih "Cerpen Wulan panjang banget. Tapi kok pake nama samaran kan disuruh nama asli." Iya karena cerpen ini berdasarkan pengalaman pribadi. Lalu aku rubah setiap nama yang ada di cerpenku menjadi nama asli.

Cerpen siap, Buk Elva masuk kelas. Untungnya bukan nama aku yang pertama kali dipanggil untuk membacakan cerpen di depan kelas. Ya meskipun aku selalu putus asa setiap di absen karena namaku yang berawalan Y membuatku selalu menjadi penghuni terakhir di dalam absen.

Sekian lama menunggu akhirnya namaku dipanggil "Yussi Wulan Sari". Dengan Pe-Denya aku kedepan membawa pena :D . Aku baca judulnya "Senja di Matamu". Ahh, kenapa ada perasaan takut sekaligus mendebarkan saat teman-teman berteriak memberiku tepuk tangan. Ini baru judul lo belum isi dan penutupnya. Tapi aku semakin Pe-De saja.

Ditengah jalan pembacaan cerpen ada teman yang berteriak kencang "Asyik, dibacakan di depan orangnya (orang yang aku maksud di dalam cerita) langsung" sambil melebarkan senyum guruku yang juga ikut mendengarnya. Aku malu sekaligus senang. Namun inilah cerpen pertama yang aku buat dan teman serta guruku memberi apresiasi yang tentunya sangat luar biasa bagiku karena guru berani memberikan nilai tinggi untuk cerpen yang aku bacakan tadi. Betapa tidak hatiku sangat senang mendengarnya. Wajah senyum selalu terpapar semenjak aku berdiri hingga duduk kembali dibangkuku. Ahh, sungguh ini hasil yang sangat  memuaskan batin.

Saat itulah aku mulai menyukai hal-hal yang berbau sastra. Ya meskipun aku belum paham betul dan kata-kata atau kalimat yang aku gunakan pun belum sepenuhnya bisa memberi warna di setiap tulisan-tulisan yang aku buat karena masih minimnya pengetahuanku untuk bermain kata-kata (Bukan Gombal).

Aku sangat senang kala itu. Dan sempat aku posting cerpen itu ke Blog ini sekitar beberapa bulan lalu dengan editan lagi (kata-kata sedikit berbeda dari yang ditulis di buku latihan Bahasa Indonesiaku).....


Ini sedikit cerita tentang kisah masa lalu................................................................))
02 Maret 2012, di SMAN 1 Muara Bungo
Wulan Amessi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar