Tumblr Cursors | Tumblr Theme

Rabu, 30 Januari 2013

Kau, Pendusta Langit dan Bumi


Aku tak seperti matahari yang selalu menyinari bumi dan memberi kepuasan bagi turis-turis Bali. Aku tak seperti rembulan yang selalu senantiasa memberi cahaya bagi gelapnya malam. Aku tak seperti bintang yang terkadang terlihat kecil, namun besar rupa dan harapnya.
Tak mudah untuk menjadi bintang yang paling terang. Tak mudah pula memberi cahaya untuk malam sampai-sampai taka da waktu untuk tidur. Aku selalu berpikir, pasti rembulan selalu tidur siang agar malamnya ia bisa terjaga untuk menerangi hati-hati remaja yang sedang sepi dan dirundung rasa galau yang luar biasa. Aku berpikir bahwa panasnya terik matahari bisa mengoyakkan segala kekecewaanku. Mengubah bentuk rambutku menjadi kering dan kusam.
Oh, sungguh panas hatiku. Bak sinar matahari pagi sampai siang yang selalu mengukir panas di jiwaku, hatiku, dan dari ujung rambut, kulit, sampai telapak kakiku.
Kau tak bisa memberi makna apa-apa dari kejadian siang ini. Kau hanya sebatas melihat tanpa kau ketahui penyebabnya. Kau hanya bicara dengan angkuhnya. “Akulah raja dusta yang mendustakan hatiku sendiri, padamu.”
Oh, kau hanya seorang pendusta tentang cinta, asmara, dan hati yang kau lukai. Kau dustakan semua lakumu, sikapmu, sifatmu, bahkan hatimu hanya untuk sesuatu yang menurutmu sekarang jauh lebih berharga dariku.

Post request by Nanda Lisisina, my friend.
Terima kasih pujian untuk kertas yang tak sengaja kau baca dan kau hapalkan isi dalam tiap baitnya. :)